LANDASAN ONTOLOGIS ILMU DAKWAH
Di dalam filsafat ilmu, ada tiga landasan yang menjadi pondasi bagi sebuah kajian agar bisa dianggap sebuah ilmu yang teguh. Ketiga landasan tersebut adalah epistemology, aksiologi dan ontology. Dengan demikian untuk keteguhan kajian ilmu dakwah ketiga landasan ini perlu dirumuskan. Di dalam tulisan ini, kami hanya akan memaparkan landasan ontologism ilmu dakwah saja.
Seperti telah dijelaskan di atas, landasan ontologis adalah hal yang mutlak ada pada sebuah kajian agara dapat disebut sebuah disiplin ilmu tersendiri. Soereoso Prawirohardjo seorang dosen di Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada mengemukakan bahwa “ilmu adalah pengetahuan yang memiliki ciri-ciri khas. ciri/karakteristik ilmu ini mencerminkan landasan-landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis”. Jadi sekali lagi, arti penting dari landasan ontogis adalah memberikan identitas keilmuan pada ilmu dakwah.
Secara umum ontology dapat diartikan sebagai cabang metafisika mengenai realitas yang berusaha mengungkapkan ciri-ciri segala yang ada, baik ciri-cirinya yang universal maupun yang khas. Jika dikerucutkan kedalam pemakaian istilah ini dalam suatu telaah teoritis, maka ontology ialah himpunan terstruktur yang priemer dan basit dari jenis-jenis entitas yang dipakai unutuk memeberikan penjelasan dalam teori itu. (Gie, 1989 : 9). Berdasarkan kedua pengertian yang telah dikemukakan ini, dapat dipahami bahwa landasan ontology ilmu dakwah adalah pmembahas dengan mendalam bidang telaah lmu dakwah.
Bidang kajian ilmu dakwah bersifat empirik, dalam hal ini harus dibedakan dari kajian ilmu agama yang juga membahas hal-hal yang tidak empirik dalam pengertian tidak dapat dijangkau dengan pengalaman. Jika ilmu agama mengkaji hal-hal seperti ketuhanan, hari kiamat, dan yang sejenisnya,ilmu dakwah mengakaji hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia, sosial, kehidupan keagamaan, pemikiran, budaya, estetika dan filsafat dimana kesemua hal diatas dapat diverifikasi/ diuji langsung (empiris).